Kata
Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pratikum ini. Laporan pratikum ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan.
Laporan pratikum ini merupakan tugas pada mata pelajaran
IPA Biologi pada materi “SISTEM RESPIRASI”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pratikum
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun isinya. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya
membangun.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan pratikum
biologi ini.
Akhirnya, tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain
mengharapkan agar kiranya laporan pratikum biologi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Barru, 9 Maret 2012
Penulis
Kelompok IV
Daftar Isi
Kata Pengantar
........................................................................................
Daftar Isi
.................................................................................................
BAB 1 : Pendahuluan
A. Latar Belakang
...............................................................................
B. Landasan Teori
..............................................................................
BAB 2 : Pembahasan
A. Tujuan
………………………………………………............................
B. Alat & Bahan
……………………………...........................................
C. Cara Kerja
…………………………..................................................
D. Hasil Pengamatan
…………………………………………...................
E.
Kesimpulan
BAB 1
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas adalah proses memasukkan
serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara yang dimasukkan itu
mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung karbondioksida
serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses
respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi.
Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas
kehidupannya. Selain menghasilkan energi, respirasi juga menghasilkan
karbondioksida dan uap air yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses bernapas.
Respirasi secara umum merupakan salah satu gejala fisiologis makhluk hidup
untuk memperoleh energi dengan cara pembongkaran sari makanan melalui
pengambilan oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2)
B. LANDASAN TEORI
PERNAPASAN PADA
HEWAN
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat
respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada
beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi
langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu,
porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari
lingkungan melalui rongga tubuh.
1.
Alat Respirasi pada Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen
tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan
kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme
pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi
maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih
kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02
masuk ke trakea.
Sistem trakea
berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya
mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian,
darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk
mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung
trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada
serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung
pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air
tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu
lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang
menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam
gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada
pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari
air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang.
Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalu pembuluh trakea
BAB 2
Pembahasan
A.
TUJUAN
Mengetahui respirasi hewan, khususnya serangga
B.
ALAT DAN BAHAN
·
Jangkrik / belalang (dengan 3 ukuran ; kecil, sedang, dan besar)
·
Kecambah (dengan jumlah ; 5 biji, 10 biji, dan 15 biji)
· Stopwatch
/ jam
·
Respirometer
· Vaselin
· Eosin
· Kapas
· Pipet
kaca
· NaOH/
KOH kristal
C.
CARA KERJA
1. Menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan
2. Memilih serangga
(jangkrik/belalang) yang sempurnah yakni memiliki bagian-bagian tubuh yang
lengkap (tidak pincang dan kurang salah-satu anggota tubuhnya) kemudian
mengelompokkannya sesuai ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar.
3. Memilih kecambah
yang sempurnah yakni memiliki akar, batang, dan daun kemudian mengelompokkannya
berdasarkan jumlahnya (5, 10, atau 15 biji)
4. Kemudian
membungkus KOH/NaOH kristal dengan menggunakan kapas dan memasukkan dalam
respirometer dengan menggunakan pinset secara hati-hati
5. Setelah itu,
memasukkan seekor serangga dan menutup respirometer dengan memberi vaselin/
lilin pada sambungan penutupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari udara luar
masuk ke respirometer
6. Menutup
respirometer dengan sempurna dan menetesi ujung respirometer yang berskala
dengan eosin menggunakan suntikan. Hati-hati jangan sampai eosin terserap
keluar pipa dari pipa berskala tersebut.
7. Mengamati
pergerakan eosin pada pipa berskala tersebut dan mencatat hasilnya dalam tabel
pengamatan
8. Mengulangi langkah
5-7 dengan menggunakan serangga yang berukuran berbeda dan kecambah dengan
jumlah yang berbeda.
D.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Ukuran Tubuh
Hewan
|
Waktu dalam
menit
(Skala kedudukan
eosin per 2 menit)
|
||
2 menit
|
4 menit
|
6 menit
|
||
1
|
Besar
|
9 cm
|
8 cm
|
6 cm
|
2
|
Sedang
|
4 cm
|
2,5 cm
|
1 cm
|
3
|
Kecil
|
2 cm
|
1 cm
|
0,5 cm
|
No
|
Jumlah kecambah
|
Waktu dalam
menit
(Skala kedudukan
eosin per 2 menit)
|
||
2
|
4
|
6
|
||
1
|
5 kecambah
|
-
|
O, 1
|
0. 2
|
2
|
10 kecambah
|
-
|
-
|
-
|
3
|
15 kecambah
|
-
|
-
|
-
|
E. KESIMULAN
Respirometer sederhana adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme
hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada
perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam
ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap
1 gram berat tiap detik. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam
pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida
yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang
tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang
tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan
udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.