Selasa, 20 Maret 2012

Respirasi Hewan


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum ini. Laporan pratikum ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan.
Laporan pratikum ini merupakan tugas pada mata pelajaran IPA Biologi  pada materi “SISTEM RESPIRASI”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pratikum ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun isinya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan pratikum biologi ini.
Akhirnya, tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain mengharapkan agar kiranya laporan pratikum biologi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Barru,  9 Maret 2012
Penulis
Kelompok IV
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................
BAB 1 : Pendahuluan
A.    Latar Belakang ...............................................................................
B.    Landasan Teori ..............................................................................
BAB 2 : Pembahasan
A.    Tujuan ………………………………………………............................
B.    Alat & Bahan ……………………………...........................................
C.    Cara Kerja …………………………..................................................
D.    Hasil Pengamatan …………………………………………...................
E. Kesimpulan





BAB 1
Pendahuluan

A.      LATAR BELAKANG

Setiap makhluk hidup pasti bernapas. Bernapas adalah proses memasukkan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam tubuh. Udara yang dimasukkan itu mengandung oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan mengandung karbondioksida serta uap air. Oksigen yang masuk digunakan tubuh untuk melakukan proses respirasi, yaitu proses pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas kehidupannya. Selain menghasilkan energi, respirasi juga menghasilkan karbondioksida dan uap air yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses bernapas.
Respirasi secara umum merupakan salah satu gejala fisiologis makhluk hidup untuk memperoleh energi dengan cara pembongkaran sari makanan melalui pengambilan oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2)





B.      LANDASAN TEORI

PERNAPASAN PADA HEWAN
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

1.        Alat Respirasi pada Serangga

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalu pembuluh trakea













BAB 2
Pembahasan

A.      TUJUAN
Mengetahui respirasi hewan, khususnya serangga
B.      ALAT DAN BAHAN
·         Jangkrik / belalang (dengan 3 ukuran ; kecil, sedang, dan besar)
·         Kecambah (dengan jumlah ; 5 biji, 10 biji, dan 15 biji)
·         Stopwatch / jam
·         Respirometer
·         Vaselin
·         Eosin
·         Kapas
·         Pipet kaca
·         NaOH/ KOH kristal








C.      CARA KERJA
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.       Memilih serangga (jangkrik/belalang) yang sempurnah yakni memiliki bagian-bagian tubuh yang lengkap (tidak pincang dan kurang salah-satu anggota tubuhnya) kemudian mengelompokkannya sesuai ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar.
3.       Memilih kecambah yang sempurnah yakni memiliki akar, batang, dan daun kemudian mengelompokkannya berdasarkan jumlahnya (5, 10, atau 15 biji)
4.       Kemudian membungkus KOH/NaOH kristal dengan menggunakan kapas dan memasukkan dalam respirometer dengan menggunakan pinset secara hati-hati
5.       Setelah itu, memasukkan seekor serangga dan menutup respirometer dengan memberi vaselin/ lilin pada sambungan penutupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari udara luar masuk ke respirometer
6.       Menutup respirometer dengan sempurna dan menetesi ujung respirometer yang berskala dengan eosin menggunakan suntikan. Hati-hati jangan sampai eosin terserap keluar pipa dari pipa berskala tersebut.
7.       Mengamati pergerakan eosin pada pipa berskala tersebut dan mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan
8.       Mengulangi langkah 5-7 dengan menggunakan serangga yang berukuran berbeda dan kecambah dengan jumlah yang berbeda.

D.      HASIL PENGAMATAN

No
Ukuran Tubuh Hewan
Waktu dalam menit
(Skala kedudukan eosin per 2 menit)
2 menit
4 menit
6 menit
1
Besar
9 cm
8 cm
6 cm
2
Sedang
4 cm
2,5 cm
1 cm
3
Kecil
2 cm
1 cm
0,5 cm

No
Jumlah kecambah
Waktu dalam menit
(Skala kedudukan eosin per 2 menit)
2
4
6
1
5 kecambah
-
O, 1
0. 2
2
10 kecambah
-
-
-
3
15 kecambah
-
-
-






E.       KESIMULAN
Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram berat tiap detik. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.